Baca Juga
Peneliti dari University of California, Berkeley sampai pada kesimpulan ini setelah melakukan pengamatan terhadap 156 pasangan menikah selama 20 tahun. Tiap lima tahun, pasangan diminta datang ke lab untuk mendiskusikan apa saja yang mereka pertengkarkan.
Dari hasil rekaman itu, peneliti dapat mempelajari percakapan pasangan, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan nada suara mereka saat bertengkar. Selanjutnya, peneliti juga mensurvei kondisi kesehatan masing-masing pasangan.
Di akhir studi dipastikan para suami lebih cenderung mengidap gangguan kesehatan tertentu. 80 Persen pria yang marah ketika bertengkar memperlihatkan gejala gangguan kardiovaskular seperti nyeri dada, jantung berdegup kencang, dan sesak napas.
Meski demikian, mereka yang bersikap tenang dan kalem saat beradu pendapat dengan sang istri tetap tidak luput dari risiko ini, walaupun tidak sebesar yang marah-marah, yaitu hanya 53 persen partisipan saja.
"Saat Anda marah, tekanan darah akan naik dan detak jantung Anda berdetak cepat. Dan jika ini terjadi dari waktu ke waktu, jantung Anda lama-lama akan aus, sehingga Anda jadi berisiko sakit jantung," terang peneliti, Claudia Hasse, PhD seperti dilaporkan mens health
Hasse menambahkan, bukan hanya karena marah, pria yang cenderung emosional seperti menghindari kontak mata atau mengabaikan pasangannya, sering memperlihatkan gejala gangguan otot dan tulang seperti otot menegang atau nyeri punggung.
Terbukti dari pengamatan, peneliti mendapati hampir separuh partisipan pria memiliki kecenderungan masalah otot semacam ini. Sedangkan pada mereka yang tetap tenang, hanya 23 persen yang mengalaminya.
"Ketika kita ngambek pada pasangan, tubuh menjadi kaku, terutama otot di leher dan bahu, menjadi tegang dan kaku, sehingga berisiko nyeri jika dibiarkan terus-menerus," jelas Hasse.
Untungnya Hasse punya cara jitu untuk menghindari efek samping bertengkar dengan pasangan pada tubuh. Ia menyarankan untuk melampiaskan amarah dengan berjalan kaki. Cara ini konon bisa menenangkan 'kepala yang sedang panas'. Bahkan ketika akhirnya harus berdebat, cara ini diklaim bisa membuat Anda lebih mampu berbicara dengan tenang dan tidak diliputi oleh emosi.
Suami Istri Terus-terusan Bertengkar? Pria yang Paling Merasakan Deritanya
4/
5
Oleh
Unknown