Selasa, 20 Juni 2017

Hanya Istri Sholehah yang Akan Menangis Setelah Membaca "Suara Hati" Para Suami yang Tak Pernah Terucap ini!

Hanya Istri Sholehah yang Akan Menangis Setelah Membaca "Suara Hati" Para Suami yang Tak Pernah Terucap ini!

Baca Juga


Jika Anda adalah seorang suami, Anda bisa memperlihatkan ini pada istri Anda.

Jika Anda adalah seorang istri, bacalah baik­baik jika Anda mencintai suami Anda.

Ada sebuah fenomena dimana ketika menginjak usia tua, suamilah yang meninggal lebih dulu daripada istri. Entah karena ketika menikah, umur laki­laki lebih tua daripada wanita, tetapi ternyata ada sebab lain yang menyebabkan pria lebih pendek umur daripada wanita!

Banyak orang menganggap bahwa laki­laki lebih kuat daripada wanita, terutama dari dari segi fisik. Tetapi, mengapa lelaki cenderung lebih pendek umur daripada wanita?

Sebenarnya, lelaki tidaklah sekuat yang kita bayangkan. Mereka juga manusia, bisa merasakan sedih, frustasi, depresi, tekanan, dan beban hidup, hanya saja mereka menyimpan itu semua di dalam hati.

Yang kita lihat hanyalah sisi kuatnya, karena mereka menyembunyikan apa yang kita anggap "lemah" di mata kita. Mengapa lebih banyak pria yang merokok daripada wanita? Ini karena wanita cenderung lebih baik dalam menangani stres, seperti curhat pada teman baik, berbelanja, bergosip, menangis dan lain­lain.

Dalam norma sosial, wanita sepertinya lebih diperbolehkan untuk menunjukkan sisi lemahnya ketimbang pria. Wanita menangis itu wajar dan harus dikasihani, tetapi pria tidak boleh menangis.

Apalagi setelah berkeluarga, tekanan pria menjadi semakin besar. Sebagai kepala keluarga, ia harus selalu tampil sebagai sosok yang kuat di depan istri dan anak­anaknya. Wanita apabila sudah menikah tetap bisa mencurahkan isi hatinya kepada suami, orang tua atau teman­teman baiknya. Emosinya jadi lebih mudah tersalur sehingga membuat wanita lebih panjang umur daripada pria.

Lantas, bagaimana caranya agar suami juga bisa panjang umur? Apakah ada cara untuk meringankan beban/stres yang ia pikul? Ada!

Pertama, sebisa mungkin ciptakanlah lingkungan rumah yang hangat dan santai, sehingga ketika suami pulang bekerja, ia bisa melepas lelah dan beristirahat dengan baik. Janganlah bertengkar mulut hanya karena masalah pekerjaan rumah tangga.

Asal ada pembagian kerja yang baik, tidak akan jadi masalah. Apabila suami istri sibuk bekerja, carilah pembantu untuk meringankan beban pekerjaan rumah, dengan begitu semua orang bisa beristirahat.

Kedua, ketika suami menemui kesulitan di luar sana, meskipun pulang ia tidak berkata apa­apa, sebagai istri cobalah memberinya perhatian. Masaklah makanan kesukaannya, hibur dia dengan cerita lucu atau setidaknya jangan mengomelnya atau memasang muka cemberut.

Setelah ia merasa lebih baik, kalian bisa berdiskusi apa masalahnya dan mencari solusinya. Sekalipun ia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya atau tidak inginmengungkit masalah yang ia hadapi, tetaplah berusaha untuk menghiburnya sampai ia mau berbicara. Setidaknya, sebagai istri seharusnya membantu meringankan beban suami. Perhatian dan kelembutan istri adalah obat terbaik bagi suami.

Jika suami berbuat salah, jangan gunakan emosi atau nada marah karena hanya akan berujung pada pertengkaran. Yang bisa Anda lakukan adalah bersabar dan memaafkannya, demi menjaga perasaan juga keharmonisan keluarga. Boleh dikatakan, persoalan yang paling bikin pusing pasti tidak lepas dari soal uang dan kerjaan. Kalau tidang, mungkin konflik dengan orang lain atau dimarahi atasan.

Kalau yang Anda inginkan adalah hidup bahagia bersama suami sampai tua, maka yang paling penting sebenarnya bukanlah seberapa kaya atau berkuasanya suami Anda. Ingat! Rezeki sudah ada yang mengatur. Yang paling penting adalah kesehatan. Kesehatan merupakan kesuksesan yang paling penting. Rezeki bisa dicari, tetapi tubuh yang sehat tidak bisa dibeli dengan harta semahal apapun.

Ketiga, bujuklah suami Anda untuk tidak merokok atau minum-­minum. Sadarkan ia akan pentingnya kesehatan. Bila ia tidak memikirkan dirinya sendiri, setidaknya pikirkanlah Anda istrinya, juga anak­anak. Bila tidak ingin lebih cepat berpisah dengan keluarga, maka berhentilah merokok.

Keempat, bila Anda terpaksa harus tinggal bersama mertua, usahakan agar hubungan Anda dengan mertua bisa harmonis dan berjalan dengan baik, karena kalau terjadi pertengkaran, yang paling sengsara adalah suami Anda. Ia dijepit di tengah, di satu sisi istrinya sendiri, di sisi lain orang tuanya sendiri, ia tidak tahu harus membela siapa karena kedua adalah orang yang penting baginya.

Tekanannya pasti akan sangat luar biasa. Nah, jika Anda bisa melakukan 4 poin di atas, maka yang berikut ini akan terasa lebih mudah.

Jika Anda mencintai suami Anda, jangan biarkan ia makan gorenggorengan. Masaklah kuah­kuahan, sayur­sayuran. Dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, Anda akan menyadari kalau dulunya sang suami yang sering ketiduran, mengantuk, lesu, tiba­tiba menjadi lebih berenergi dan bersemangat!

Ajaklah suami berolahraga bersama, seperti marathon, jalan cepat, bersepeda, dan lain­lain. Anda juga boleh mengajaknya bepergian, itu juga termasuk. Perut suami yang semakin membuncit setelah menikah itu pasti akan jadi kempes dan sampai­sampai punya tenaga bisa menggendong Anda seperti dulu!

Dari hal­-hal kecil seperti ini, suami Anda akan sadar bahwa Anda benarbenar tulus menyayanginya, ia pun akan lebih memperhatikan kesehatannya dan lebih giat lagi untuk membuat Anda bahagia! Istrinya tidak pernah memberikan ia beban, malah mengurangi bebannya. Ia akan sangat berterima kasih pada Anda.

Kita harus sadar bahwa yang bisa menemani kita sampai ke akhir kehidupan bukanlah anak kita atau orang tua kita, melainkan pasangan kita. Merekalah yang akan mendampingi kita seumur hidup, sampai rambut berubah menjadi putih, wajah penuh dengan kerutan, tangan bergemetar.

Ketika kita hidup sampai umur 70, 80, 90 tahun masih tetap ada pasangan yang menemani, tentunya kita tidak akan merasa kesepian. Anak kita pun mungkin sudah besar, sudah berkeluarga, punya kehidupannya sendiri, tidak mungkin bisa selalu tinggal di sisi kita menemani kita.

Saat itulah kita semua akan sadar, bahwa seberapa banyak harta maupun kesuksesan tidak bisa menggantikan seorang suami yang tulus mencintai kita dan menemani kita sampai ke akhirat. Seberapa mahal make­up atau hadiah yang diberikan untuk kita, tidak dapat dibandingi dengan tangan
suami yang menggandeng kita melihat matahari terbenam.

Jika Anda mencintai suami Anda, lakukanlah sekarang juga, lebih cepat, lebih baik. Waktu tidak menunggu siapapun. Ketika seseorang menyimpan begitu banyak beban, suatu hari pasti akan meledak juga. Hari demi hari jangan lupakan juga kesehatan Anda sendiri. Kesehatan dan kebahagiaan suami istri adalah kunci dari panjang umur dan keharmonisan berkeluarga. Semoga Anda sukses!

Sumber: Wajibbaca.com

Related Posts

Hanya Istri Sholehah yang Akan Menangis Setelah Membaca "Suara Hati" Para Suami yang Tak Pernah Terucap ini!
4/ 5
Oleh