Baca Juga
Liputan Viva - Pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi seluruh umat muslim di dunia. Kaya atau miskin, laki-laki atau perempuan, sehat maupun sakit, semua ingin berkesempatan menuntaskan rukun islam yang ke-5 itu.
Seperti halnya kisah Kakek Maksum, seorang tukang becak asal Bangkalan, Madura dan Kakek Mulyono, seorang petugas kebersihan mesjid. Berbekal niat yang kuat dan sepenuhnya percaya kepada Allah Swt, kedua kakek ini akhirnya bisa menunaikan ibadah haji meski memiliki pendapatan pas-pasan.
Kisah Haru Kakek Penarik Becak yang Bisa Naik Haji
Berbekal penghasilan Rp 20 ribu per hari, pria tua yang akrab dipanggil Mbah Soman ini berhasil menggapai keinginannya untuk beribadah di tanah suci.
Saat dihampiri wartawan Surya, pria tua berusia 79 itu tengah mengadakan syukuran atas keberangkatannya ke Makkah. Ia tampak letih, meski senyumnya tak pernah padam saat menyapa para tamu yang datang di kediamannya di Kapasan Samping gang 3 nomor 31.
Maksun mengaku mengumpulkan uangnya dari tiap kayuhan pedal becak miliknya.
“Saya tidak ingat berapa lama (mengumpulkan uang), yang jelas sudah lama sekali,” tuturnya tidak berhasil mengingat, Kamis (27/7/2017).
“Kalau dapat uang sedikit saya simpan, makan sudah sama anak-anak. Kebetulan dua anak saya masih tinggal di rumah. Nanti kalau uangnya sudah terkumpul Rp 500 ribu, saya tabung. Biasanya sebulan bisa Rp 500 ribu. Sudah dapat Rp 20 juta, saya buka rekening haji,” kisahnya.
Ia mengaku tak memiliki cara khusus untuk meraih impiannya itu. Namun saat masih kecil, ia ingat akan sebuah hadis yang diajarkan 'ngaji' di pesantren di Madura.
“Yang artinya Rukun iman ada enam. Nomor satu, percaya kepada Allah. Saya percaya jika Allah mengehendaki, semua pasti akan terjadi. Jadi saya ikhtiar, menabung dan berdoa,” tutur pria yang mengayuh becak sejak tahun 1996 tersebut.
Setiap hari ia mengaku selalu berdoa kepada Tuhan untuk mendapat rejeki yang halal. Saat mendengar jika dirinya bisa naik haji tahun ini, ia semakin bersyukur dan semangat bekerja.
Kisah Kakek Petugas Kebersihan Masjid yang Naik Haji
Rupanya, kisah Kakek Maksun bukan satu-satunya kisah perjuangan menuju tanah suci yang sangat mengharukan . Peristiwa serupa juga terjadi di Tulungagung.
Mulyono (75) tampak sumringah saat ditemui oleh wartawan Surya. Kemudian matanya berkaca-kaca saat ditanya mengenai persiapannya untuk pergi ke tanah suci.
“Saya tidak menyangka bisa berangkat (haji),” ucapnya dengan suara bergetar, karena rasa haru.
Mulyono sehari-hari bekerja sebagai petugas kebersihan di Masjid Agung Al Munawwar Tulungagung. Ia mengabdikan dirinya di Masjid itu sejak 30 tahun silam. Dari pengabdiannya tersebut, Mulyono mendapatkan upah Rp 350.000 ribu tiap bulannya.
Kakek lima cucu ini mengungkapkan jika dirinya didaftarkan haji oleh sang anak pada 2011 silam. Semenjak saat itu, ia harus mengangsur sebesar Rp 500.000 tiap bulannya.
“Begitu saya niat berangkat haji, banyak jamaah yang memberi infaq kepada saya. Hasilnya dikumpulkan untuk angsuran. Kalau ada sisa dipakai untuk keperluan,” ujar Mulyono.
Mulyono mengaku berkeinginan untuk naik haji setelah beberapa kali hadir di acara pengajian orang yang baru pulang dari ibadah haji.
Semenjak saat itu tekadnya sudah bulat untuk menunaikan rukum Islam yang ke-5 itu. Alhasil, setelah enam tahun mengangsur, Mulyono kini dapat mewujudkan impiannya.
***
Bila Allah berkehendak serta menghendakinya, adalah mudah bagi-Nya, dan terjdilah hanya dengan kehendak-Nya.
“Kun Fayakuun” Jadilah, maka terjadilah apa yang dikehendaki. Tiada hal yang sulit bagi Allah, tiada hal yang mustahil untuk tidak terjadi jika Allah menghendaki terjadinya sesuatu dan atau tiadanya sesuatu.
Dalam kehendak-Nya menjadikan sesuatu, ada yang melalui proses masa atau kurun waktu, ada yang seketika, dan ada yang melalui proses tahapan hingga wujud akhirnya.
Masya Allah..., Sungguh Maha Suci dan Maha Besar Engkau yaa Allah...
Sumber: Tribunnews.com
Mengharukan! Perjuangan Kakek Penarik Becak dan Kakek Penjaga Kebersihan Mesjid Hingga Bisa Berangkat Haji
4/
5
Oleh
Unknown