Baca Juga
LiputanViva - Kisah tabungan Rosita Rp 42 juta yang tidak diakui sekolah, ternyata sudah menjadi perhatian polisi. Tetapi, upaya pengumpulan bahan keterangan sebagai dasar penyelidikan masih dibutuhkan untuk dilanjutkan penanganannya.
"Apalagi, keluarga tidak mau melaporkan kasus itu ke polisi. Kami sudah pulbaket dan ada beberapa temuan," ujar Kapolres Malang AKBP Yade Setiawan Ujung saat berbincang dengan detikcom melalu telepon seluler, Rabu (21/6/2017).
Yade mengungkapkan, sejumlah temuan itu diantaranya, adanya dua catatan buku tabungan. Masing-masing dimiliki orang tua siswa serta sekolahnya, kedua belah pihak saling menyakini benar dan valid.
"Ada perbedaan catatan jumlah tabungan, sekolah punya dan orang tua siswa juga punya. Yang nilainya tidak sama," ungkap Kapolres.
Ditengah pulbaket serta dorongan sekolah serta berbagai pihak agar persoalan ini dibawa ke jalur hukum, orangtua Rosita justru memilih untuk diselesaikan melalui sumpah pocong.
"Mereka lebih memilih sumpah pocong, kita tidak bisa memaksa untuk melapor, jika memang ingin dibuktikan ke jalur hukum," ujar AKBP Yade Setiawan Ujung.
Soal alasan orang tua enggan melaporkan ke polisi, Yade menghormati hak dari masyarakat. Meskipun seharusnya persoalan ini ditangani oleh pihak berwajib.
"Kalau memang dilaporkan, takut uangnya tak kembali, ini yang susah. Hak dari masyarakat untuk menentukan sikap, kita sudah berupaya sesuai prosedur," tegasnya.
Wijiyati, ibunda Rosita memang menolak untuk membawa persoalan tabungan putrinya ke polisi. Dia beralasan penyelesaian jalur hukum, tak akan mengembalikan uang tabungan. "Kami ingin uang tabungan diberikan," ujarnya bersikukuh dengan bukti catatan yang dimiliki.
Sementara Kasek MTS Negeri Tumpang, Pono, mengaku, sudah menyarankan agar persoalan ini dibawa ke polisi. Bukti dan keyakinan keluarga bisa menjadi bahan penyelidikan untuk mengungkap kebenarannya.
"Begitu juga bukti yang kami miliki, biar diuji secara hukum. Sementara kami menuruti kemauan orang tua untuk sumpah pocong, setelah menolak saran melapor ke polisi," tegas Pono terpisah.
Ibunda Rosita Beberkan Rincian Tabungan Anaknya hingga Rp 42 Juta
Keluarga Rosita berkukuh dengan jumlah tabungan yang pernah disetorkan ke sekolah anaknya. Mereka beralasan memiliki bukti catatan setoran uang tabungan yang ditulis ibu Rosita, Wijiyati.
Kepada detikcom, Wijiyati mengaku nilai tabungan sesuai dengan catatan yang dimilikinya. Dia pun percaya uang yang dititipkan kepada Rosita benar-benar disetorkan ke sekolah.
"Ada rinciannya, dan semua saya catat. Kami tetap mau uang tabungan itu," tegas Wijiyati saat ditemui di kediamannya, Dusun Nglendangan, Desa Ngingit, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Rabu (21/6/2017).
Wijiyati menyebutkan uang tabungan awal disetorkan saat Rosita duduk di bangku kelas VI. "Jumlahnya banyak, nabung pertama Rp 20 juta, dan berikutnya ada lagi, semua saya catat," terang ibu dua anak ini.
Sesuai catatan tabungan yang dimiliki Wijiyati, terlihat beberapa setoran tabungan ditulis. Seperti setoran tabungan pada 24 September 2017, sebesar Rp 22.500.000 + 500.000. Wijiyati mengaku uang itu disetorkan saat putri sulungnya naik kelas IX. "Itu mulai ajaran baru, tapi tertulis 2017, sebenarnya 2016," katanya.
Pada 6 Maret 2017, ada juga catatan setoran uang ratusan ribu rupiah, yang diklaim Wijiyati merupakan tabungan Rosita kepada sekolah. Ada catatan daftar uang ratusan ribu rupiah, tetapi ada tanda silang di atasnya.
Pada bulan sebelumnya, yakni Februari 2017, ada catatan di hari Selasa Rp 1,5 juta, Rabu Rp 2 juta, Kamis Rp 500 ribu, Jumat Rp 1,5 juta, dan Sabtu Rp 1 juta. "Ini catatan di bulan Februari sesuai yang kami miliki," tegas Wijiyati.
Di tanggal 20 Februari 2017, Wijiyati juga mencatat perincian uang tabungan, untuk hari juga sama, Selasa Rp 1 juta, Rabu Rp 2 juta, Kamis Rp 1 juta, Jumat Rp 1 juta, dan Sabtu Rp 2 juta. Wijiyati juga menjumlah total keuangan dari rincian uang tabungan yang disetor.
Dua hari berikutnya juga diklaim sebagai hari kembali menyetor uang tabungan. Jumlahnya bervariasi. Tangg
Berbeda dengan sekolah, yang mengacu pada buku tabungan dimiliki, di situ tercatat Rosita hanya menabung Rp 135 ribu, terakhir pada 3 September 2016 sebesar Rp 50 ribu. Di buku itu, Rosita hanya menabung sebanyak lima kali.
"Kalau sesuai buku tabungan, jumlahnya Rp 135 ribu," ujar Kepala MTS Negeri Tumpang, Pono, secara terpisah.
Tanggapan Netizen
co_thulen: ini siapa yg bodoh....siapa yg pinter....???
Theodorus K: agak aneh, nabung dalam jumlah besar dalam waktu harian.. lalu keanehan kedua (mungkin si ibu salah total) kiri bawah kurang 500.000... terus kanan atas dalam 1 hri nabung 4 x? terus tiba2 di tnggal 25 feb kanan bawah tertulis 16 jt yg entah drimana.. kalo total dri kiri atas + kiri bawah + kanan atas. itu 6+7.5 + 3.35 : 16.850.000.. itu yg ane aneh dri foto kedua.. lalu lanjut ke foto pertama tiba2 ada 20 jt? kalo emang setor tiba2 20 jt kayaknya aneh kalo gk ada yg nyadar, apalagi di berita ini selalu blgnya anaknya yg setor.. apa iy 16 jt anaknya bawa n gk ada yg nyadar?
heran: Mungkin banyak baca orang kok gampang nipu.... mau ikutan nipu ....... kasihan....
Budi Ono: anak umur 15 thn kesekolah bawa duit 20 juta buat setoran pertama nabung disekolah...kayaknya ga msuk akal
Gie...: kalau pihak orang tua Rosita ga mau lapor polisi, harusnya pihak sekolah aja yg lapor, bisa pake pasal pencemaran nama baik ...
Sumber: Detik.com
Heboh Kisah Tabungan Rosita Rp 42 Juta Tak Diakui Sekolah, Netizen: Ini Siapa yang Bodoh, Siapa yang Pinter?
4/
5
Oleh
Unknown